Memudarnya nilai-nilai luhur semakin terlihat jelas melalui berbagai aksi kekerasan yang mengatasnamakan kelompok. Seperti tawuran antarpelajar dan tawuran antarwarga yang berbeda suku, agama, ras dan lain-lain. Rasa benci terhadap orang yang berbeda semakin merajalela. Perbedaan agama dan perbedaan suku seringkali menjadi alasan utama terjadinya tawuran tersebut. Tawuran itu adalah sesuatu yang bisa merusak rasa persaudaraan dan rasa persatuan dan kesatuan antar warga di negara yang telah merdeka puluhan tahun yang lalu. Rasa persatuan dan kesatuan tidak boleh dilupakan karena jika dilupakan akan memicu kehancuran negara ini. Kini, rasa patriotisme bangsa telah pudar dan berubah menjadi rasa premanisme. Rasa premanisme bukanlah ciri khas dari bangsa ini, karena ciri khas dari bangsa ini adalah rasa patriotisme, kebersamaan, persaudaraan. Namun sayang, semua rasa itu telah tidak diacuhkan, diabaikan dan dinomer sekiankan oleh warga Indonesia .
Salah satu racun yang menyebabkan pudarnya rasa patriotisme adalah penggunaan aksi kekerasan sebagai solusi dalam mengatasi masalah semakin sering diperlihatkan. Mungkin, sifat egois dari individulah yang melatarbelakangi aksi kekerasan tersebut. Contoh cinta segitiga yang terjadi dikalangan remaja, seringkali diselesaikan dengan cara kekerasan. Biasanya, kekerasan itu dalam bentuk kekerasan fisik seperti saling memukul. Tindakan itu dapat merugikan kedua belah pihak. Padahal, masalah tersebut masih dapat diselesaikan dengan kepala dingin dan dengan cara yang baik-baik dan yang jelas tidak merugikan kedua belah pihak. Ada peribahasa yang berbunyi “Menang jadi arang kalah jadi abu” jadi tidak ada yang diuntungkan.
Berbeda kalau dengan cara musyawarah, banyak masalah yang dapat diselesaikan sampai tuntas, kita juga tidak perlu membuang tenaga untuk hal-hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Selain itu remaja yang dapat menyelesaikan masalah tanpa kekerasan juga dipandang memiliki sifat dewasa oleh teman sebaya, orang tua, dan orang lain. Bukan hanya remaja saja yang menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah , tetapi juga orang dewasa. Contoh polisi yang harus menggunakan kekerasan untuk membubarkan masa yang berdemo. Itu bukan sepenuhnya kesalahan dari polisi tetapi masyarakat juga bersalah. Karena masyarakat tidak mengikuti tata cara berdemo yang baik. Karena itu semua muncul dari diri masing-masing individu. Menurut saya, masyarakat melakukan kekerasan di saat mereka berdemo karena mereka merasa bahwa keinginan mereka tidak dipenuhi oleh pemerintah. Masyarakat emosi dan melakukan kekerasan itu. Padahal, masalah itu masih dapat diselesaikan dengan cara yang baik dan tanpa kekerasan. Musyawarah untuk mencari mufakat adalah salah satu caranya.
Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang selama ini telah terangkum dalam pancasila dan yang sebetulnya juga bersumber dari nilai-nilai agama yangn tumbuh di Indonesia mulai banyak ditinggalkan terutama di kalangan muda. Sebagian besar dari mereka telah melupakan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam pancasila. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain:
1. Nilai-nilai luhur agama
Berisi kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keinginannya dan berisi untuk saling menghargai walaupun berbeda agama. Namun, saat ini perbedaan agama dapat memicu adanya kekerasan dan tawuran. Padahal semua agama di Indonesia mengajarkan kepada umatnya untuk saling menghargai antar umat dan tidak berbuat kekerasan kepada umat yang lain. Tapi semua itu tidaklah seperti kenyataan yang ada pada saat ini. Mereka juga melakukan tindakan yang merugikan orang lain seperti pencucian otak yang pernah marak-maraknya di Indonesia yang mengatasnamakan suatu agama.
Tindakkan itu sangat merugiakan karena sebagian besar korbannya adalah para remaja khususnya pelajar. Pelajar yang menjadi korban adalah calon pemimpin dan penerus bangsa. Hal itu adalah salah satu yang dapat menyebabkan kehancuran rasa persatuan dan kesatuan antara agama yang satu dengan agama yang lain. Menurut saya, kita harus menjaga tali persaudaraan dengan sesama umat yang seagama maupun dengan umat yang berbeda agama. Karena, jika kita mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Negara ini akan menjadi aman, tentram, dan damai.
2. Nilai-nilai luhur sopan santun
Dizaman sekarang banyak orang yang kurang memiliki sopan santun. Sopan santun telah dilupakan oleh anak-anak remaja dan dewasa. Kini, telah jarang ada orang yang memperlihatkan sopan santunnya. Anak kecil yang tidak sopan terhadap orang tuanya. Anak-anak tersebut bicara dengan suara yang keras kepada orang tuanya dan anak tersebut sering memaksakan kehendaknya. Anak remaja yang suka membantah perintah orang tua dan mengabaikan semua nasihat yang diberikan orang tua. Dan orang dewasa yang seringkali cium pipi kanan dan pipi kiri terhadap lawan jenis yang bukan pasangannya.
Tapi sopan santun masih diterapkan di Indonesia ini, terutama di kalangan masyarakat desa. Masyarakat kota pun juga ada walaupun jumlahnya cuma sedikit. Contohnya, anak-anak kecil yang berbicara dengan bahasa yang sopan dan juga santun kepada orang tuanya. Anak remaja yang tidak pernah membantah orang tua karena mereka yakin bahwa apa yang dikatakan orang tua adalah yang terbaik untuk mereka. Orang dewasa yang saling berjabat tangan yang memberikan senyum jika bertemu. Walaupun tidak semua anak desa sopan dan santun tapi sebagian besar dari mereka memiliki sikap sopan santun. Dan walaupun tidak semua anak kota tidak memiliki sikap sopan santun tetapi pasti ada yang memiliki sikap sopan santun.
Dan, zaman sekarang ini kalau kita tidak melakukan seperti apa yang dilakukan oleh orang-orang barat kita dianggap jadul atau ketinggalan zaman. Apalagi di zaman globalisasi seperti saat ini. Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia . Hal ini ditujukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang.
Dari segi berpakaian remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebriti yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak diperlihatkan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan ke budayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat berbagai warna. Pendek kata orang lebih suka menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Karena salah satu kepribadian bangsa adalah sopan santun dalam cara berpakaian. Nilai luhur sopan santun harus dipertahankan dan dilestarikan oleh semua warga Indonesia .
3. Nilai-nilai luhur musyawarah untuk mufakat
Nilai musyawarah untuk mencapai mufakat telah diabaikan dengan tindakan-tindakan yang memaksakan kehendak. Biasanya kehendak itu merupakan pendapatnya dan orang tersebut tidak setuju dan tidak suka kepada orang lain yang tidak sependapat dengannya. Orang yang suka memaksakan kehendak itu biasanya pemimpin atau orang yang mempunyai pengaruh dalam segi modal di kelompok tersebut. Contoh, di dalam sebuah kelompok masyarakat di desa mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan masalah hama yang menyerang bawang merah mereka.
Banyak pendapat yang disampaikan bahkan hampir semuanya mengeluarkan pendapat termasuk pemimpinnya. Debat pendapatpun terjadi cukup lama tetapi lancer dan tertib. Debat pendapat tersebut tertib karena mereka melakukan tatacara menyampaikan pendapat yang benar seperti sopan dan dengan bahasa yang baik. Tapi keputusan rapat tersebut diputuskan oleh sang pemimpin. Dan pemimpin tersebut memutuskan bahwa pendapatnya adalah solusi yang paling tepat. Banyak anggota yang tidak setuju dengan keputusan itu. Tapi mau dikatakan apalagi, semua anggota tidak ada yang berani menolak keputusan pemimpin itu. Dan akhirnya mereka menerima keputusan itu, walaupun tidak sesuai dengan hati nurani mereka.
Berbeda kalau dengan, apabila pengambilan keputusan tersebut dengan cara voting. Voting akan menghasilkan keputusan yang terbaik bagi semua anggota termasuk pemimpin itu, karena sesuai dengan hati nurani mereka. Pengambilan keputusan tidak boleh sesuai dengan kehendak pemimpin saja atau kehendak anggotanya saja. Keputusan itu harus yang terbaik untuk pemimpin dan anggotanya. Jadi, pengambilan keputusan lebih baik menggunakan cara voting agar keputusan itu sesuai dengan hati nurani.
Nlai-nilai luhur diatas hanyalah sebagian kecil dari nilai-nilai luhur yang ada di Indonesia. Masih banyak lagi nilai-nilai luhur yang ada di Indonesia. Nilai-nilai luhur tidak boleh ditinggalkan.
Contoh penerapan hak dan kewajiban yang selaras dengan nilai-nilai luhur:
Ø Saling menghargai walaupun berbeda agama
Ø Menghormati orangtua dan menghargai orang yang lebih muda
Ø Bicara yang sopan kepada orang yang lebih tua
Ø Berpakaian yang baik, sopan dan menutup aurat
Ø Bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
Ø Menjadi diri sendiri, tidak meniru orang lain apalagi budaya Barat
Ø Menjaga harkat dan martabat diri sendiri serta keluarga
Cara-cara untuk penanaman nilai-nilai luhur antara lain dilakukan sejak usia dini, sosialisasi atau penyuluhan, dan bisa dengan mencontoh perilaku dari orang tua yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai luhur. Karena nilai-nilai luhur itu adalah warisan bangsa dan harus dilestarikan juga dipertahankan oleh anak-anak muda, baik nilai-nilai luhur agama, sopan santun maupun musyawarah untuk mufakat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar